Jumat, 23 September 2011

Bentuk Generasi Brillian, INS Gagas Dekade Otak

SURABAYA - Indonesian Nuerosains Society (INS) menggagas program Dekade Otak. Dekade Otak ini adalah program pembentukan karakter otak selama 10 tahun. Pentingnya perhatian khusus pada otak ini karena organ itu dapat mempengaruhi perbuatan dan karakter seseorang.

"Dengan program dekade otak ini dapat membentuk generasi yang berkualitas, bermoral, dan cerdas. Program ini harus menjadi perhatian khusus pemerintah," kata Dr dr Taufiq Pasiak, Kelompok Kerja Neurosains Society (KKNS) Rumah Sakit Islam (RSI) Jakarta kepada okezone yang ditemui di sela-sela Kongres INS di Aula Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Jalan Dr Moestopo, Rabu (21/9/2011).

Selama ini, yang terjadi di Indonesia otak hanya dipelajari ketika otak itu sakit. Misalnya, ketika orang terkena penyakit stroke. Padahal otak sangat mampu sebagai pendidikan karakter dan spiritual.

"Jika otak hanya dipelajari ketika otak itu sakit, maka menjadikan fungsi otak sangat sempit. Dekade Otak itu nantinya akan menyentuh mulai dari anak usia dini. Ke depan, Indonesia akan memiliki generasi yang brillian," kata pria yang digadang bakal menjadi Ketua INS ini.

Dekade otak tersebut juga menyangkut bagaimana pemberian nutrisi pada otak. Jangan sampai ada generasi yang otaknya mal nutrisi. Untuk merelaisasikan program itu, INS akan bekerja sama dengan instansi pemerintah melalui Kementrian Kesehatan RI (Kemenkes)

Saat ini, katanya, di Kemenkes ada lembaga yang disebut Badan Intelejensia. Sayangnya, cakupan lembaga ini masih sangat luas. "Dekade otak ini akan menjadi lebih spesifik dan tepat sasaran," ucapnya.

Di tempat yang sama, Dr Joni Wahyuni, Praktisi Neurosains dari FK Unair menyebutkan, cakupan neurosains memang sangat luas. Tapi setidaknya cakupan itu dibagi menjadi 8 Bidang. Pertama, Neural Cell Biology yang membahas Morphology and Physiology Properties of Cells in The Nervous Syste. Kedua, Neural Developmet tentang perkembangan embriologis sampai terbentuknya saraf dewasa. Ketiga, Functional Neuroanatomy yang berkaitan dengan fungsi dan anatomi sistim saraf.

Keempat, Clinical Assessment of Neurologic System, yakni upaya untuk menegakkan diagnosa penyakit sistim saraf. Kelima, Neurophysiology and Neuropathology bidang ilmu dasar Neurosciense tentang perubahan pada tingkat seluler, protein, dan molekuler yang mendasari kelainan pada susunan saraf. Keenam, Neuropharmacology and Other Therapeutic Modalities, yaitu bidang yang terkait dengan perkembangan berbagai modalitas terapi kelainan sistim saraf.

"Selanjutnya, ketujuh, Psychopathology Disorderd adalah ilmu yang terkait dengan psikis manusia. Dan terakhir, Interdisciplinary Areas/Psychosocial Issues adalah bidang yang terkait dengan masalah sosial dan prilaku indivisu maupun masyarakat," tutupnya.(rhs)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar